E-Lantip (SAKTI)
Praktik Baik
Pembentukkan karakter siswa saat ini menjadi perbincangan dan target bagi dunia pendidikan berdasar kurikulum merdeka. SMA Negeri 2 Wates merupakan sekolah favorit yang ada di Kulon Progo menjadi sasaran utama bagi orang tua siswa yang ingin menyekolahkan anaknya menjadi murid di SMA Negeri 2 Wates untuk membentuk karakter yang baik secara universal. Memiliki predikat sekolah budaya SMA Negeri 2 Wates menjadi salah satu daya tarik sendiri bagi calon siswa yang ingin menjadikan SMA Negeri 2 Wates tempat mencari ilmu. Dari 537 siswa yang ada di SMA Negeri 2 Wates dituntut untuk memahami karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Masih minimnya pemahaman dan praktek kegiatan sekolah, maka projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai salah satu wadah, program yang secara berkelanjutan membentuk karakter siswa sesuai makna dengan Tema kearifan lokal “ Memayu Budaya Lokal Kulon Progo” dengan harapan siswa mampu melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan lokal Budaya Kulon Progo dengan segala inovasi yang disesuaikan perkembangan zaman dan alam.
Berdasarkan pada latar belakang kondisi tersebut, maka SMA Negeri 2 Wates menyajikan praktik baik E-LANTIP SMALIH - SAKTI (Santun, Adaptif, Komunikatif, Taat norma agama dan Integritas). E-LANTIP SMALIH – SAKTI merupakan layanan elektronik yang terpadu, inovatif dan profesional dalam mendukung nilai Akal Budi Luhur dari budaya SATRIYA.
Manfaat dan Dampak
Praktek baik layanan elektronik yang terpadu, inovatif dan profesional dalam mendukung nilai Akal Budi Luhur dari budaya SATRIYA, E-LANTIP SMALIH - SAKTI (Santun, Adaptif, Komunikatif, Taat norma agama dan Intergritas) memberikan manfaat dan dampak sebagai berikut. Manfaatnya antara lain:
Mampu memberikan wadah pembelajaran secara langsung kepada peserta didik berupa pengenalan budi pekerti luhur sesuai Profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum merdeka.
Mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai pengetahuan tentang budaya dengan Sabar, Santun, Adaptif, Komunikatif, Taat terhadap norma dan Integritas (SAKTI).
Mampu memberikan pemahaman dan memfasilitasi peserta didik dalam P5 pentingya menerapkan berbagi aksi baik sesuai dimensi bernalar dan gotong royong dengan elemen Kolaborasi, berbagi sub elemen kerjasama dan berbagi juga dimensi berkebinekaan global dengan
Mampu memberikan pemahaman dan memfasilitasi peserta didik dalam praktik P5 mengenai elemen mengenal dan menghargai budaya, Komunikasi dan interaksi antar budaya, sub elemen 1) menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya, 2) mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif.
Mampu memberikan pemahaman dan memfasilitasi peserta didik dalam praktik P5 kewirausahaan dalam dimensi kreatif dengan elemen menghasilkan gagasan yang orisinil dan menghasilkan karya dan tindakan yang orisinil, sub elemen 1) dapat mengidentifikasi, mengklarifikasi, mengolah informasi dan gagasan, 2) menganalisis mengevaluasi penalaran dan prosedurnya.
Mampu memberikan pemahaman dan memfasilitasi peserta didik dalam praktik P5 kewirausahaan dalam dimensi mandiri dengan elemen pemahaman diri dan situasi yang dihadapi.
Adapun dampaknya adalah sebagai berikut.
Peserta didik mampu mengimplementasikan Dimensi, Elemen dan sub elemen P5 di dalam pembelajaran/kegiatan sekolah maupun kehidupan sehari-hari.
Peserta didik memiliki karakter yang Sabar santun Adaptif Komunikasi Taat Integritas (SAKTI)
Guru merasa lebih mudah memahamkan materi pembelajaran dan sikap kepribadian peserta didik setelah mempraktekkan karakter peserta didik SAKTI
Kondisi sekolah lebih kondusif dan nyaman.
Kolaborasi
Pihak yang terkait dalam kegiatan praktek baik E-LANTIP SMALIH - SAKTI (Santun, Adaptif, Komunikatif, Taat norma agama dan Integritas), layanan elektronik yang terpadu, inovatif dan profesional dalam mendukung nilai Akal Budi Luhur dari budaya SATRIYA adalah Kepala Sekolah sebagai penanggung Jawab, koordinator P5, Komite pembelajaran, komunitas, belajar, segenap guru yang mengajar kelas x dan peserta didik narasumber dari pengusaha muda Kulon Progo, praktisi kuliner, dinas kebudayaan.